OS
Bukan, OS disini bukan sistem operasi untuk pc atau handphone. OS disini adalah organisasi siswa.
Ngomong- ngomong, sudah setahun lebih gue gak ngerecokin blog ini ._. tapi bukan berarti dalam setahun belakangan gue gak memposting apa- apa, ya. Selain memposting di blog OSIS, gue juga punya tumblr baru yang agak private. Hwehehe. Jadi agak bebas aja kalau mau curhat disana....
Nah, kali ini, gue mau ceritain tentang salah satu divisi di badan OSIS, yaitu Divisi Relasi dan Publikasi, dimana selama setahun belakangan, gue dan beberapa rekan mengabdi (ciah) disini.
Tapi itu setahun yang lalu. Tepat tiga puluh dua hari yang lalu pula, kami demisioner dan digantikan oleh adik- adik baru. Gue emang bukan siapa- siapa di organisasi yang luar biasa ini, tapi... let me tell you what things i've learned :)
Sebenarnya gue udah baper soal ini sejak kurang lebih seminggu sebelum demisioner. Flashback gimana 'seru dan pengorbanan' selama menjalani roda kepengurusan OS.
Gue ingat, dulu, pas kelas X, mindset gue masih anak- anak banget. Belum dewasa. Gue cuma mikir bagaimana supaya nilai akademik gue bagus. Gue gak sedikit pun berfikir social life gue. Gue gak mau berkecimpung di segala bentuk kepanitiaan. Karena gue fikir, it would disturb my way to get success. Fikiran yang, memang benar- benar konyol.
Sampai akhirnya gue berfikir seperti ini: gue pengen banget menghasilkan sesuatu di sekolah ini. Gak cuma di kancah akademik, gak cuma di bidang olimpiade, gue pengen menginjakkan kaki di medan lain. Mungkin OSIS? Tapi, gue berfikir lagi, ah, gue orangnya udah terkenal as ansos. Mana mungkin gue terpiih di kepengurusan OSIS (-_-)
Tapi gue ingat banget.... gue do'a sehabis sholat supaya gue bisa ditempatkan dan dianggap layak buat mengemban amanah di OSIS. Tapi dulu gue berharap agar dapat dimasukkan ke suatu badan... yang bukan badan yang malah ditakdirkan ke gue.
Allah has a better plan than what we've planned, doesn't he?
Sehabis pemilihan OSIS dan MPS, paginya, Fadel, kandidat kuat calon wakil ketua OSIS yang juga merupakan teman sekelas gue di Necromancer bertanya ke gue, "Nam, kalau masuk OSIS, mau masuk badan apa?"
Gue diam sebentar. Alhamdulillah banget, waktu itu gue ditawarin, dianggap layak.
Lalu gue menyebutkan nama beberapa badan, yang salah satunya adalah Republik (relasi dan publikasi).
Gue gatau ya waktu itu... perasaan gue bener- bener campur aduk. Gue bisa make pin bentuk segilima yang ada tulisan relasi dan publikasinya... karena ditanyain begitu. Danke, Fadel!
Besoknya, di sela- sela pelajaran Fisika, Fadel bilang begini, "Nam, jadi ketua Republik, ya."
Gue waktu dengar Fadel ngomong begitu.... jujur aja, gue agak terkejut. Gue gak punya pengalaman di badan ini, dan diminta jadi kabid?
Gue lalu bertanya ke Fadel, "ketua badan?"
Fadel mengiyakan, lalu menyebutkan calon anggota pengurus.
Gue diam dulu. Ragu. Gue memang pengen masuk badan ini, tapi gue belum siap kalau ditawarin jadi kabid.
Tapi, akhirnya, gue mengiyakan.
Besoknya, Fadel bilang, "Nam, gak jadi kabid gak apa- apa, kan?"
Gue spontan merasa lega. Walaupun gue sebenarnya sudah tahu, hehehe. Tapi akhirnya ada konfirmasi langsung. Gue bilang terus terang kalau gue masih ragu buat ditempatkan sebagai kabid. Lalu Fadel bilang lagi, "ketua badannya Harry."
Alhamdulillah, gue ngerasa gue klop dengan Harry. Gue yakin bisa membangun relasi bagus kalau sama Harry. Karena jujur aja, gue orangnya kalau kerja pilih- pilih orang, hehe. Ya emang gitu kan? Kalau gak cocok kerja, gak bisa dipaksain.
Finally, Republik anggotanya Harry, Gue, Reno, Roudot, dan Fatta. Reno jadi orang lama di Republik. Sisanya tamu baru. :)
Dulu, gue gak terlalu dekat dengan Roudot atau Fatta. Yang gue tahu, Roudot 'adek'nya Harry di desain, dan Fatta anak Sastra (Republik tuh emang kayak kolaborasi ekskul Desain dan Sastra, hahaha). Roudot anaknya suka main dan nurut aja kalau disuruh- suruh Harry (._.), dan Fatta diem mulu. Setiap rapat, baik itu rapat OSIS atau rapat Divisi, gue gak terlalu memperdulikan mereka ._. gue kebanyakan ngomong dengan Reno dan Harry. Gue jaraaang banget berinteraksi sama mereka.
Dan jujur aja nih... gue nyesel banget gak 'bawa- bawa' mereka di proker penting, kayak MAGIC, majalah sekolah yang dikelola oleh badan kami. MAGIC pertama. Kesalahan banget, gue rasa -_-
Harusnya, apapun mengenai MAGIC mereka harus tahu. Sesaat sehabis sidang LPJ, gue ngasih ke Roudot kesalahan- kesalahan selama kerja kita di MAGIC ke Roudot, sebagai calon ketua redaksi baru. Dua lembar. Intinya, MAGIC kedua harus mereduksi kesalahan- kesalahan di MAGIC pertama!
Gue juga berpesan seperti ini: mereka harus bikin 'wakil sie' dalam setiap sie redaksi, gak cuma koor. sie. doang. Misalnya, Reporter punya Ketua dan Wakil. Dan wakilnya harus dari kelas X. Wakilnya harus 'dibawa- bawa' kemanapun ketuanya kerja, biar di kelas X mereka gak gamang.
Berapa hari sehabis pelantikan, kami langsung kerja. Waktu itu persiapan Nobar alisan nonton bareng dalam rangka hari pahlawan. Harry yang buat poster, dan waktu itu kami dibantu sama MPS untuk membuat poster promosi dalam bentu hardcopy dan softcopy. Nah, di Nobar ini, kalau gak salah gue jadi dokumentasi. Walaupun yah... hasil fotografi gue jelek- jelek banget hehe -_-
Lalu, di Hari Guru, gue ditugaskan untuk menghimpun semua foto guru- guru di IC. Dan.... ini dia! :3
Lalu, kotak saran pertama.... si Android Molen! Karena waktu itu kotak sarannya mirip Android (kata Harry mirip Roudot (-_-), dan Android generasi selanjutnya berawalan dengan huruf M, maka dipilihlah Molen sebagai nama kotak saran ini.
Kotak saran kedua bentuknya kotak musik, tapi tidak sempat diabadikan fotonya ._.
Selain itu, kami juga mensurvei panti asuhan untuk acara Sahur Racikan, semacam acara bakti sosial gitu deh. Atas saran gue, dipilihan panti asuhan Ainul Yaqin yang terletak di pusat Kota Jambi. Waktu itu hujan- hujanan, sepatu gue basah (-_-) dan kami kepalaran banget. Sehabis sholat di Masjid Agung, perut kami meronta- ronta minta ke RM Padang. Lalu akhirnya kami jalan hujan- hujanan buat sepiring nasi padang doang. Tapi seriously, hujan- hujanannya terbayarrrr sama kuah ayam gulaaai! :9
Daaaan.... the most adorable proker Republik punya.... MAGIC! :3
Gimana perjuangannya sampai sekarang nunggu selesai dicetak...
Gimana stressnya jadi panitia inti (walaupun gue kor. sie. editor, tapi di detik- detik demisioner, gue dan Harry yang ngerjain semuanya, mulai dari layouting dan lainnya TwT. Dan sayangnya pas LPJ, majalah belum selesai juga. Jadinya sehabis demis kami masih kerja buat majalah haha XD. Dan itu baru bener- bener 100% rampung sehari sebelum UAS.)
Gimana gak enaknya nagih- nagih tugas ke redaksi yang kerjanya kelewat deadline ._.
Gimana membangun koordinasi yang... jujur aja sih, karena ini majalah pertama, jadi lumayan complicated ._. but it literally was done! :)
Kenangan manis tuh.... pas bedagang nyelesain MAGIC di detik- detik terakhir. Gak masuk kelas buat ngejar deadline haha xD
Alhamdulillah, berkat berkecimpung di OS, gue belajar sesuatu banyaaak banget. Tons of thanks lah buat temen- temen inti yang udah percaya sama kami semua. Gue jadi bisa 'belajar' gak cuma di kelas :) pelajaran yang jauh lebih berharga malah :)
Gue belajar bagaimana mengatur waktu yang baik. Waktu awal jadi pengurus OSIS, jujur aja, gue agak stress karena jatah buat belajar berkurang. Dan puncaknya.... gue sakit pas UAS Fisika dan Biologi, terpaksa balik ke rumah buat berobat karena panasnya tinggi banget sampe guengingau- ngigau -_-
Lalu ranking gue turun ke posisi 4.
Tapi gue gak boleh jadiin itu alasan. Fadel waktu itu ranking 1. Padahal dia pasti jauh lebih sibuuuk dari gue. Jauuuh. Jadi gue gak boleh mengeksekusi kalau ranking gue turun karena OSIS. Gak. Guenya aja yang gak bisa ngatur waktu. Buktinya Fadel bisa....
Alhamdulillah, di semester dua, gue bisa menyesuaikan diri, walaupun semester dua tuh emang 'super sibuk'. Semua kayak ditumpahin di semester dua. MAGIC. Proker lain. SOCHA (even gue gak terlalu sibuk disini). Olimpiade. Dan lain sebagainya.
Emang sih, sibuk, tapi.... organisasi tuh mengajarkan kita menyelesaikan masalah tidak hanya dengan satu cara. Pikiran kita jadi jauh terbuka. Kita punya sudut pandang lain dalam masalah. Dan sekali lagi, jangan jadikan organisasi tuh alasan kita buat jatuh. Jangan. Lo-nya aja yang salah.
Pas penutupan sidang LPJ gue nangis hahaha. Awalnya sih gara- gara lihat salah satu temen gue nangis dan gue gak tega. Lalu akhirnya jadilah gue ikutan baper (-_-)
Gue juga ngasih sedikit quotes ke Fatta. Isinya; "Enjoy every little thing you have, because someday you're gonna realize that they were the great things you've just ever had." :'3
Tapi gimana ya..... kebayang sih gimana OSIS telah membawa gue menjadi seorang yang lebih baik, yang lebih menghargai acara orang lain, yang bikin gue cermat mengatur waktu, yang buat gue tahu segala sesuatu yang sifatnya untuk orang banyak tuh harus diputuskan dengan musyawarah. Banyaaak banget pelajaran yang bisa gue ambil dari sini.
Dan di akhir- akhir ini pula, gue baru ngerasa kalau Republik tuh adalah keluarga kecil yang saling melengkapi. Sifat kami heterogen. Beda. Tapi itu buat kami jadi satu divisi yang warna- warni banget.
Sebelum kabinet baru dan anggota Republik baru direkrut, sempat terjadi sedikit trouble, tapi itu bisa diatasi. Gue juga senang, adek- adek gue udah keliatan sifat 'mengaturnya'. Roudot udah bisa mengoordinir orang lain. Fatta jadi aktif ngomong. :)
Sekarang, Republik punya struktur baru. Roudot sebagai ketua, Fatta sekbid, Angga wakilnya, Dita Indah, dan Lathief. Pokoknya buat kalian berlima.... nikmati aja kerja kalian! Nikmati waktu kebersamaan kalian. Karena...,
"You'll never know the value of a moment until it becomes a memory."
Makasih buat teman- teman OSIS. Makasih semuanya. Makasih kabinet keikhlasan dan cinta. Makasih Nyami. Makasih Fadel. Maaf banget, ane selama jadi anggota banyak gak seriusnya, kadang masih suka ego, belum bisa ngasih yang terbaik....
Makasih 358 hari yang berharga! Much love. :)
Ngomong- ngomong, sudah setahun lebih gue gak ngerecokin blog ini ._. tapi bukan berarti dalam setahun belakangan gue gak memposting apa- apa, ya. Selain memposting di blog OSIS, gue juga punya tumblr baru yang agak private. Hwehehe. Jadi agak bebas aja kalau mau curhat disana....
Nah, kali ini, gue mau ceritain tentang salah satu divisi di badan OSIS, yaitu Divisi Relasi dan Publikasi, dimana selama setahun belakangan, gue dan beberapa rekan mengabdi (ciah) disini.
Tapi itu setahun yang lalu. Tepat tiga puluh dua hari yang lalu pula, kami demisioner dan digantikan oleh adik- adik baru. Gue emang bukan siapa- siapa di organisasi yang luar biasa ini, tapi... let me tell you what things i've learned :)
Sebenarnya gue udah baper soal ini sejak kurang lebih seminggu sebelum demisioner. Flashback gimana 'seru dan pengorbanan' selama menjalani roda kepengurusan OS.
Gue ingat, dulu, pas kelas X, mindset gue masih anak- anak banget. Belum dewasa. Gue cuma mikir bagaimana supaya nilai akademik gue bagus. Gue gak sedikit pun berfikir social life gue. Gue gak mau berkecimpung di segala bentuk kepanitiaan. Karena gue fikir, it would disturb my way to get success. Fikiran yang, memang benar- benar konyol.
Sampai akhirnya gue berfikir seperti ini: gue pengen banget menghasilkan sesuatu di sekolah ini. Gak cuma di kancah akademik, gak cuma di bidang olimpiade, gue pengen menginjakkan kaki di medan lain. Mungkin OSIS? Tapi, gue berfikir lagi, ah, gue orangnya udah terkenal as ansos. Mana mungkin gue terpiih di kepengurusan OSIS (-_-)
Tapi gue ingat banget.... gue do'a sehabis sholat supaya gue bisa ditempatkan dan dianggap layak buat mengemban amanah di OSIS. Tapi dulu gue berharap agar dapat dimasukkan ke suatu badan... yang bukan badan yang malah ditakdirkan ke gue.
Allah has a better plan than what we've planned, doesn't he?
Sehabis pemilihan OSIS dan MPS, paginya, Fadel, kandidat kuat calon wakil ketua OSIS yang juga merupakan teman sekelas gue di Necromancer bertanya ke gue, "Nam, kalau masuk OSIS, mau masuk badan apa?"
Gue diam sebentar. Alhamdulillah banget, waktu itu gue ditawarin, dianggap layak.
Lalu gue menyebutkan nama beberapa badan, yang salah satunya adalah Republik (relasi dan publikasi).
Gue gatau ya waktu itu... perasaan gue bener- bener campur aduk. Gue bisa make pin bentuk segilima yang ada tulisan relasi dan publikasinya... karena ditanyain begitu. Danke, Fadel!
Besoknya, di sela- sela pelajaran Fisika, Fadel bilang begini, "Nam, jadi ketua Republik, ya."
Gue waktu dengar Fadel ngomong begitu.... jujur aja, gue agak terkejut. Gue gak punya pengalaman di badan ini, dan diminta jadi kabid?
Gue lalu bertanya ke Fadel, "ketua badan?"
Fadel mengiyakan, lalu menyebutkan calon anggota pengurus.
Gue diam dulu. Ragu. Gue memang pengen masuk badan ini, tapi gue belum siap kalau ditawarin jadi kabid.
Tapi, akhirnya, gue mengiyakan.
Besoknya, Fadel bilang, "Nam, gak jadi kabid gak apa- apa, kan?"
Gue spontan merasa lega. Walaupun gue sebenarnya sudah tahu, hehehe. Tapi akhirnya ada konfirmasi langsung. Gue bilang terus terang kalau gue masih ragu buat ditempatkan sebagai kabid. Lalu Fadel bilang lagi, "ketua badannya Harry."
Alhamdulillah, gue ngerasa gue klop dengan Harry. Gue yakin bisa membangun relasi bagus kalau sama Harry. Karena jujur aja, gue orangnya kalau kerja pilih- pilih orang, hehe. Ya emang gitu kan? Kalau gak cocok kerja, gak bisa dipaksain.
Finally, Republik anggotanya Harry, Gue, Reno, Roudot, dan Fatta. Reno jadi orang lama di Republik. Sisanya tamu baru. :)
Foto buat LPJ :3 |
Dulu, gue gak terlalu dekat dengan Roudot atau Fatta. Yang gue tahu, Roudot 'adek'nya Harry di desain, dan Fatta anak Sastra (Republik tuh emang kayak kolaborasi ekskul Desain dan Sastra, hahaha). Roudot anaknya suka main dan nurut aja kalau disuruh- suruh Harry (._.), dan Fatta diem mulu. Setiap rapat, baik itu rapat OSIS atau rapat Divisi, gue gak terlalu memperdulikan mereka ._. gue kebanyakan ngomong dengan Reno dan Harry. Gue jaraaang banget berinteraksi sama mereka.
Dan jujur aja nih... gue nyesel banget gak 'bawa- bawa' mereka di proker penting, kayak MAGIC, majalah sekolah yang dikelola oleh badan kami. MAGIC pertama. Kesalahan banget, gue rasa -_-
Harusnya, apapun mengenai MAGIC mereka harus tahu. Sesaat sehabis sidang LPJ, gue ngasih ke Roudot kesalahan- kesalahan selama kerja kita di MAGIC ke Roudot, sebagai calon ketua redaksi baru. Dua lembar. Intinya, MAGIC kedua harus mereduksi kesalahan- kesalahan di MAGIC pertama!
Gue juga berpesan seperti ini: mereka harus bikin 'wakil sie' dalam setiap sie redaksi, gak cuma koor. sie. doang. Misalnya, Reporter punya Ketua dan Wakil. Dan wakilnya harus dari kelas X. Wakilnya harus 'dibawa- bawa' kemanapun ketuanya kerja, biar di kelas X mereka gak gamang.
Berapa hari sehabis pelantikan, kami langsung kerja. Waktu itu persiapan Nobar alisan nonton bareng dalam rangka hari pahlawan. Harry yang buat poster, dan waktu itu kami dibantu sama MPS untuk membuat poster promosi dalam bentu hardcopy dan softcopy. Nah, di Nobar ini, kalau gak salah gue jadi dokumentasi. Walaupun yah... hasil fotografi gue jelek- jelek banget hehe -_-
Nobar di sporthall. Rameeee! :3 |
opening |
gue dan kupon undian yang kurang beruntung ._. |
Bareng Resya :3 |
Lalu, di Hari Guru, gue ditugaskan untuk menghimpun semua foto guru- guru di IC. Dan.... ini dia! :3
Ditampilin pas pembukaan Hari Guru. Foto Bu Ade (kiri atas) paling banyak dapat sorakan :3 |
Lalu, kotak saran pertama.... si Android Molen! Karena waktu itu kotak sarannya mirip Android (kata Harry mirip Roudot (-_-), dan Android generasi selanjutnya berawalan dengan huruf M, maka dipilihlah Molen sebagai nama kotak saran ini.
Reno- Molen {}- Mitha (Sekretaris departemen yang careee banget ;3)- Fatta |
Kotak saran kedua bentuknya kotak musik, tapi tidak sempat diabadikan fotonya ._.
Selain itu, kami juga mensurvei panti asuhan untuk acara Sahur Racikan, semacam acara bakti sosial gitu deh. Atas saran gue, dipilihan panti asuhan Ainul Yaqin yang terletak di pusat Kota Jambi. Waktu itu hujan- hujanan, sepatu gue basah (-_-) dan kami kepalaran banget. Sehabis sholat di Masjid Agung, perut kami meronta- ronta minta ke RM Padang. Lalu akhirnya kami jalan hujan- hujanan buat sepiring nasi padang doang. Tapi seriously, hujan- hujanannya terbayarrrr sama kuah ayam gulaaai! :9
Daaaan.... the most adorable proker Republik punya.... MAGIC! :3
Gimana perjuangannya sampai sekarang nunggu selesai dicetak...
Gimana stressnya jadi panitia inti (walaupun gue kor. sie. editor, tapi di detik- detik demisioner, gue dan Harry yang ngerjain semuanya, mulai dari layouting dan lainnya TwT. Dan sayangnya pas LPJ, majalah belum selesai juga. Jadinya sehabis demis kami masih kerja buat majalah haha XD. Dan itu baru bener- bener 100% rampung sehari sebelum UAS.)
Gimana gak enaknya nagih- nagih tugas ke redaksi yang kerjanya kelewat deadline ._.
Gimana membangun koordinasi yang... jujur aja sih, karena ini majalah pertama, jadi lumayan complicated ._. but it literally was done! :)
Kenangan manis tuh.... pas bedagang nyelesain MAGIC di detik- detik terakhir. Gak masuk kelas buat ngejar deadline haha xD
Alhamdulillah, berkat berkecimpung di OS, gue belajar sesuatu banyaaak banget. Tons of thanks lah buat temen- temen inti yang udah percaya sama kami semua. Gue jadi bisa 'belajar' gak cuma di kelas :) pelajaran yang jauh lebih berharga malah :)
Gue belajar bagaimana mengatur waktu yang baik. Waktu awal jadi pengurus OSIS, jujur aja, gue agak stress karena jatah buat belajar berkurang. Dan puncaknya.... gue sakit pas UAS Fisika dan Biologi, terpaksa balik ke rumah buat berobat karena panasnya tinggi banget sampe guengingau- ngigau -_-
Lalu ranking gue turun ke posisi 4.
Tapi gue gak boleh jadiin itu alasan. Fadel waktu itu ranking 1. Padahal dia pasti jauh lebih sibuuuk dari gue. Jauuuh. Jadi gue gak boleh mengeksekusi kalau ranking gue turun karena OSIS. Gak. Guenya aja yang gak bisa ngatur waktu. Buktinya Fadel bisa....
Alhamdulillah, di semester dua, gue bisa menyesuaikan diri, walaupun semester dua tuh emang 'super sibuk'. Semua kayak ditumpahin di semester dua. MAGIC. Proker lain. SOCHA (even gue gak terlalu sibuk disini). Olimpiade. Dan lain sebagainya.
Emang sih, sibuk, tapi.... organisasi tuh mengajarkan kita menyelesaikan masalah tidak hanya dengan satu cara. Pikiran kita jadi jauh terbuka. Kita punya sudut pandang lain dalam masalah. Dan sekali lagi, jangan jadikan organisasi tuh alasan kita buat jatuh. Jangan. Lo-nya aja yang salah.
Pas penutupan sidang LPJ gue nangis hahaha. Awalnya sih gara- gara lihat salah satu temen gue nangis dan gue gak tega. Lalu akhirnya jadilah gue ikutan baper (-_-)
Gue juga ngasih sedikit quotes ke Fatta. Isinya; "Enjoy every little thing you have, because someday you're gonna realize that they were the great things you've just ever had." :'3
Tapi gimana ya..... kebayang sih gimana OSIS telah membawa gue menjadi seorang yang lebih baik, yang lebih menghargai acara orang lain, yang bikin gue cermat mengatur waktu, yang buat gue tahu segala sesuatu yang sifatnya untuk orang banyak tuh harus diputuskan dengan musyawarah. Banyaaak banget pelajaran yang bisa gue ambil dari sini.
Dan di akhir- akhir ini pula, gue baru ngerasa kalau Republik tuh adalah keluarga kecil yang saling melengkapi. Sifat kami heterogen. Beda. Tapi itu buat kami jadi satu divisi yang warna- warni banget.
Sebelum kabinet baru dan anggota Republik baru direkrut, sempat terjadi sedikit trouble, tapi itu bisa diatasi. Gue juga senang, adek- adek gue udah keliatan sifat 'mengaturnya'. Roudot udah bisa mengoordinir orang lain. Fatta jadi aktif ngomong. :)
Sekarang, Republik punya struktur baru. Roudot sebagai ketua, Fatta sekbid, Angga wakilnya, Dita Indah, dan Lathief. Pokoknya buat kalian berlima.... nikmati aja kerja kalian! Nikmati waktu kebersamaan kalian. Karena...,
"You'll never know the value of a moment until it becomes a memory."
Makasih buat teman- teman OSIS. Makasih semuanya. Makasih kabinet keikhlasan dan cinta. Makasih Nyami. Makasih Fadel. Maaf banget, ane selama jadi anggota banyak gak seriusnya, kadang masih suka ego, belum bisa ngasih yang terbaik....
Makasih 358 hari yang berharga! Much love. :)
source |
That What Is Life Is For
It’s so easy to give up. Everyone does it all the time. It’s so easy to say you can’t do it, most of the time people say it to themselves. It’s so easy to run after someone who constantly hurts you because you’ve been with that person long enough that you are already comfortable with him/her, that you can’t seem to find any reason to leave them because you know it will hurt you if you do. It’s so easy to go back to the same person doing the same thing, experiencing the same pain and getting over the same heartache over again because you’re already used to it. It’s so easy to take someone back and accept them into your life because that’s many of the things love can do to people.
But you know what’s hard? It’s hard to continue living when everything else tells you to just give up. It’s hard to force yourself of the things you can do because there are people who kept on pulling you down. It’s hard to think about yourself and your own happiness first because you’re afraid to get left behind by the person you love the most. It’s hard to let go of the same thing that causes you pain because as ironic as it may seem, being with that person despite of the pain makes you happy. It’s hard to accept someone new because you’re afraid to start over. It’s hard to open yourself to others because you’re scared to sail away from your comfort zone, and you’re afraid that you will only get hurt.
But that’s life and we don’t live it for others. But if you’ll keep on forcing yourself to the person who doesn’t deserve you and who continuously overlooks your worth, the person who actually deserves you will have no choice but to look for someone who deserves them. Getting over someone and letting go of the past hurts, but that doesn’t mean that it will hurt forever. If you really want to be happy, then perhaps you do it right. Start by walking away from a relationship that has more pain than happiness. Start by accepting that there is someone out there who knows what’s best for you, YOURSELF.
Langganan:
Postingan
(
Atom
)